Berikut beberapa cara sikap orang tua dapat mempengaruhi sifat keras kepala anak:
Pola asuh: Orang tua yang memberikan batasan dan aturan yang konsisten kepada anak mereka dapat membantu mengajarkan kedisiplinan. Namun, jika orang tua terlalu otoriter atau otoriter, anak mungkin merasa terbatasi dan akhirnya menjadi keras kepala dalam upaya untuk mengekspresikan diri.
Teladan: Anak-anak sering kali meniru perilaku kedua orang tua mereka. Jika orang tua cenderung keras kepala, anak mungkin cenderung mengadopsi sifat yang sama.
Komunikasi: Cara orang tua berkomunikasi dengan anak juga dapat memengaruhi sifat anak. Komunikasi yang terbuka dan empati dapat membantu anak merasa didengar dan memahami bahwa ada alternatif untuk menghadapi masalah selain dengan keras kepala.
Penghargaan dan hukuman: Cara orang tua memberikan penghargaan dan hukuman dapat memengaruhi sifat anak. Jika orang tua cenderung memberikan penghargaan dan hukuman yang tidak adil atau tidak konsisten, anak mungkin menjadi keras kepala sebagai respons terhadap perasaan ketidakadilan.
Penting untuk diingat bahwa sifat keras kepala tidak selalu negatif. Kepribadian yang kuat dan tekad dapat membantu anak dalam mencapai tujuan mereka. Namun, jika sikap keras kepala anak mengganggu hubungan sosial dan kehidupan sehari-hari mereka, penting untuk membantu mereka mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan beradaptasi yang lebih baik.
Orang tua dapat berperan dalam membimbing anak untuk menjadi individu yang lebih seimbang dan terbuka, tanpa harus merubah kepribadian anak sepenuhnya. Ini bisa melalui komunikasi yang baik, penghargaan yang diberikan dengan bijak, dan memberikan contoh yang positif. Jika Anda merasa anak Anda memiliki sifat keras kepala yang mengganggu, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan seorang profesional, seperti seorang psikolog anak, untuk mendapatkan saran lebih lanjut tentang bagaimana mengelola situasi ini.
Yang sering dijumpai admin ketika kejadiannya seperti dibawah ini menurut sumber @smartparennt.official:
1. Sering membentak anak
Biasanya, saat anak tidak menuruti per- kataan orang tua, maka orang tua akan bersikap lebih keras agar anak nurut. Akan tetapi anak tidak akan mengerti isi dari nasihat orang tua jikalau disampaikan dengan cara yang membentak.
Memang benar anak akan selalu menuruti perintah orang tua mereka, namun dalam hati anak tersebut, anak akan merasa kesal dan jengkel juga bisa marah dengan sikap orang tua. Sikap itulah tentu saja yang akan membuat perkembangan anak jadi terganggu.
2. Tidak memperhatikan anak
Ada anak yang jika permintaannya tidak dituruti, maka anak akan marah, menangis, teriak, dan lain-lain. Ada orang tua diluar sana yang selalu sibuk dan mau nya cepat beres saja. Orang tua tipe ini akan menuruti segala permintaan anak agar ia tidak rewel.
Orang tua sebaiknya meluangkan waktu untuk memperhatikan anak dan bicara dari hati ke hati agar anak merasa di perhatikan serta dapat menurunkan sifat keras kepala anak sedikit demi sedikit.
3. Cara bicara selalu dengan nada yang tinggi
Anak2 sangatlah pintar meniru perilaku orang disekitarnya. Jika dari orang tua berperilaku yang positif, maka anak itulah yang akan menirunya. Begitu juga dengan sebaliknya, jika dengan orang tua yang berprilaku negatif, anak pun juga akan meniru hal tersebut.
Jika orang tua terbiasa bicara dengan nada tinggi, ini akan memicu anak untuk selalu bicara menggunakan nada tinggi.
4. Mengabulkan/menuruti semua permintaan anak
Ada bermacam orang tua yang selalu menuruti apa pun dari keinginan anaknya, agar anak tersebut tidak rewel dan merengek. Akan tapi jika orang tua selalu menuruti atau mengabulkan keinginan anak tersebut, anak akan berpikir bahwa dengan cara bersikap keras kepala, maka orang tualah yang akan mengabulkan permintaannya tersebut. Hal demikian ini akan membuat anak menjadi semakin keras kepala dan egois gess.
5. Orang tua otoriter
Orang tua yang otoriter akan membatasi apapun yang dilakukan anak. Keadaan orang tua yang terus menuntut anak untuk menuruti keinginan mereka. Anak jadi harus memendam hal yang mereka sukai jika orang tua tidak setuju dengan kegiatan itu.
Dalam jangka panjang, hal ini bisa membuat anak jadi keras kepala dan tidak menutup kemungkinan anak akan melawan orang tuanya ketika anak sudah tidak sanggup lagi dengan orang tua yang selalu menuntut ini itu.
6. Tidak konsisten
Hari ini, ketika anak salah, anak diberitau. Besok2, ketika anak melakukan kesalahan yang sama, malah tidak diberitau dan di biarkan. Tidak sedikit orang tua yang hanya karena sudah lelah bekerja, jadi ketika anak melakukan sebuah kesalahan ya dibiarkan begitu saja.
Dan jika orang tualah yang bersikap tidak konsisten, kemudian anak akan mendapat celah dari sikap tak konsisten orang tua tersebut. dengan Contoh: Karena tau ayah capek waktu sore, anak akan selalu meminta sesuatu pada papa ketika ayah pulang kerja.